Gerakan janin merupakan gerakan yang dapat dirasakan oleh
ibu dan dideteksi oleh pemeriksaan serta Gerakan aktif bayi menunjukkan bayi dalam keadaan sehat.
Penelitian ultrasound menunjukkan bahwa gerakan janin
menjadi lebih sering selama sore hari dan menjelang malam hari. Gerakan ini lebih mudah dirasakan ketika
berbaring daripada ketika duduk atau berdiri. Gerakan bayi yang kadangkala terasa berlebihan
dikarenakan pengaruh rangsangan perut ibu yang dipegang atau sang ibu
habis makan akibat efek metabolisme tubuh. Umumnya gerakan ini dirasakan aktif
saat usia kehamilan trimestes 2 sampai awal trimester 3 dimana cairan
ketuban ibu relatif banyak. Sedangkan janin masih dalam ukuran kecil.
Gerakan akan semakin terbatas dengan meningkatnya usia kehamilan.
Gerakan
janin sesuai dengan usia
- Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
- Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
- Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan Anda merasakan sensasi seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras. Sampai usia kehamilan 28 minggu boleh dibilang gerakan janin belum begitu bermakna. Artinya, belum dapat menjadi indikator kesehatan janin seperti pada trimester akhir. Kecuali dengan bantuan alat canggih seperti USG yang memungkinkan mengamati gerakan, bahkan denyut jantung bayi. Gerakan janin baru akan terasa menghebat pada usia kehamilan 28 minggu. Karena proporsi yang paling besar saat ini adalah kepala, maka janin akan berputar-putar bahkan ber”salto” sedemikian rupa agar bisa memposisikan kepalanya ke arah bawah.
- Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang Anda sampai merasakan rahim kontraksi.
- Minggu ke-32 sampai 34. inilah masapuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini, Anda akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
- Minggu ke-36 sampai 40. ukuran bayi yang semakin besar dan keterbatasan ruang dalam rahim membuat gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya. Bila dia mengisap jempol dan kehilangan jempolnya, Anda akan merasakan gerakan darting dan cepat. Itu tanda bayi memuatar kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut Anda kurus, kemungkinan besar dapat memegang kaki bayi. Gerakan utama yang Anda rasakan adalah tonkokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin menyakitkan tulang rusuk Anda
Perhitungan
gerakan janin harian(PGJH)
Gerakan janin dapat dinilai secara formal, dengan menghitung
serta merekam dengan USG dan kardiotokografi atau
secara informal, dengan menanyakan pertanyaan seputar gerakan janin dan meminta
ibu untuk melaporkan adanya perubahan pada gerakan janin. Perhitungan formal
dibatasi oleh kenyataan bahwa ketika ditanyai mengenai gerakan janin, ibu
melaporkan berbagai macam jawaban.
Persepsi gerakan janin dapat berubah dengan:
1.
Habitus(sikap) ibu
2.
Lokasi plasenta ( hingga 28 minggu )
3.
Posisi/presentasi bayi
4.
Aktifitas ibu
Memantau gerakan janin dirumah:
1. Buatlah semacam tabel sederhana
berisi 3 kolom. Kolom pertama diberi judul “Hari”, yang berikut “Jam”, dan
kolom terakhir “Jumlah Tendangan”.
2. Caranya, tidak perlu memegangi perut setiap jam
seharian penuh. Cukup setiap
5-6 jam atau 3 kali sehari, pagi, sore dan malam hari atau bisa dilakukan 2 kali sehari, yakni
setelah sarapan dan makan malam.
3. Teknisnya, tempelkan tangan di atas
perut hingga ibu bisa merasakan gerakan janin sekaligus menghitungnya. Ibu
harus dalam kondisi relaks, posisi berbaring ke kiri agar rahim tidak menekan aorta dan pembuluh darah
yang berada di atas rahim. Gerakan janin sendiri biasanya berirama/bergelombang
mengingat janin berada di kantong yang penuh air.
4. Pada trimester akhir di saat janin
sudah semakin besar, ruangan yang tersisa dalam rahim pun kian sempit, hingga
gerakannya tidak lagi
leluasa. Semisal tidak bisa
melakukan gerakan “salto” seperti di bulan-bulan sebelumnya. Yang masih banyak
bergerak hanyalah kaki atau tangannya. Kepala pun tidak banyak bergerak karena
umumnya sudah berada di bawah. Kini, hitunglah setiap kali janin “menendang”,
“meninju” atau sekadar berkelit lalu tuliskan dalam tabel.
Misalnya, Kamis jam 08.00, janin bergerak 6 kali. Sementara di hari yang sama,
jam 12.00, jumlah gerakannya 4 kali, sedangkan malam hari gerakannya mencapai
10 kali. Maka bila ditotal, gerakan hari itu mencapai 20 kali dan ini masuk
kategori normal. Sebaliknya, jika total
gerakan janin sehari kurang dari 10 kali,
segera hubungi dokter atau langsung periksakan diri ke rumah sakit.
Gerakan berputar tanpa henti
Jika ibu merasakan gerakan yang
berputar-utar tak menentu tanpa henti pada janin kemungkinan besar ini pertanda
bahwa janin mengalami hipoksia berat(kekurangan oksigen)salah satu penyebabnya,
janin terlilit tali pusat. "Kondisi ini bisa diibaratkan dengan wajah yang
tiba-tiba ditutup dengan tas plastik, hingga kita kesulitan atau malah tak
dapat bernapas. Dalam usaha membebaskan diri dari kondisi tak bisa bernapas
seperti itu, yang bersangkutan pasti akan membuat gerakan-gerakan memberontak
Itu pula yang akan terjadi dengan janin. Bila terlilit tali pusat, ia akan bergerak sedemikian aktif guna membebaskan diri dari lilitan tersebut.
Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat,maka ibu harus lebih waspada. Kondisi demikian, berarti janin memiliki faktor risiko walau tidak selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap bisa dilahirkan normal.
Itu pula yang akan terjadi dengan janin. Bila terlilit tali pusat, ia akan bergerak sedemikian aktif guna membebaskan diri dari lilitan tersebut.
Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat,maka ibu harus lebih waspada. Kondisi demikian, berarti janin memiliki faktor risiko walau tidak selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap bisa dilahirkan normal.
Tentu saja ada beberapa
faktor yang mempengaruhi, yakni jika lilitannya tak terlalu kencang hingga
janin tak begitu terjerat kuat. Faktor lain adalah tali pusat yang panjang dan
air ketuban yang banyak. Sebab, jika air ketubannya sedikit, dikhawatirkan
janin akan semakin menekan tali pusat hingga ikatan di lehernya kian kencang.
Atau sebaliknya, bila tali pusatnya pendek, makin lama ikatannya makin erat.
Namun tak selamanya janin yang bergerak hiperaktif identik dengan hipoksia atau kekurangan oksigen. Bisa juga karena ulah si ibu sendiri. Semisal makan sate kambing Karen sate kambing itu panas dan bisa meningkatkan denyut jantung yang berimbas janin cenderung hiperaktif. Oleh sebab, ibu hamil tidak disarankan makan sate kambing.
Namun tak selamanya janin yang bergerak hiperaktif identik dengan hipoksia atau kekurangan oksigen. Bisa juga karena ulah si ibu sendiri. Semisal makan sate kambing Karen sate kambing itu panas dan bisa meningkatkan denyut jantung yang berimbas janin cenderung hiperaktif. Oleh sebab, ibu hamil tidak disarankan makan sate kambing.
Berkurangnya
gerakan janin
1.
kemungkinan
besar janin sedang malas bergerak, dan ibu harus mencoba untuk membangkitkan semangat geraknya. Karena bila janin tidak
merespon rangsangan dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari perlu ada tindakan khusus untuk memantau kondisi janin.
2.
Janin sedang dalam fase tidur layaknya individu hidup dengan lama masa tidur
antara 20 sampai 70 menit. Pada fase tidur ini gerak janin tidak ada tapi
denyut jantung tetap ada.
Penyebab
patologis berkurangnya gerakan janin meiputi:
1.
Sedatif ( kokain, alkohol, opiat)
2.
Penurunan perfusi plasenta
3.
Anemia janin
4.
Kelainan neurologis
5.
Oligo- atau polihidramnoin
6.
Infeksi janin
Beberapa janin sehat akan dilaporkan
bergerak kurang dari 10 kali sehari, sementara beberapa ibu akan berkata bahwa
bayi mereka bergerak setiap saat. Pada
suatu studi acak skala besar, penghitungan gerakan janin formal tidak terbukti
menurunkan kematian perinatal jika dibandingkan dengan pendekatan informal.
Mungkin saran yang terpenting yang harus diberikan adalah:
1.
Janin tidak menjadi berkurang keaktifannya ketika
mendekati aterm. Perubahan dalam jenis
pergerakan dapat berarti bahwa ibu perlu lebih berkonsentrasi pada aspek ini
dari bayi mereka untuk meyakinkan bahwa bayi mereka memang bergerak normal
2.
Perubahan dalam gerakan janin harus dilaporkan. Misalnya jika sehari janin bergerak 80-100
kali kemudian hanya menjadi 10 gerakan maka perubahan ini sangat
mengkhawatirkan sehingga harus segera dilaporkan.
#berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar